Setelah kita berbicara
tentang kemandirian anak pada tulisan sebelumnya, perlu kiranya kita juga
membahas tentang ketegasan pada anak. Berhubung akhir-akhir ini banyak berita
yang membuat kita miris mendengarnya, bahwa guru didepan murid tidak memiliki
wibawa atau tidak dihormati. Mulai dari guru yang dilecehkan, tidak dihargai
sampai ada yang bermain fisik dengan gurunya, karena gurunya mengingatkan murid
yang melakukan tindakan tidak baik. Padahal guru mewakili orang tua di sekolah.
Saya sepakat dunia anak memang dunia bermain yang penuh
keceriaan. Anak yang dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang dari kedua
orang tua dan guru. Akan tetapi dalam prakteknya di sekolah seorang murid juga perlu
diingatkan akan sebuah aturan yang harus mereka ikuti. Untuk membangun sebuah sistem
yang diikuti seluruh warga sekolah perlu yang namanya reward dan punishment,
reward diberikan saat murid mematuhi aturan yang ada, dan punishment diberikan
saat murid melanggar aturan yang diberikan.
Mendidik anak idealnya harus sesuai dengan ajaran yang
dicontohkan Rasulullah, yaitu menerapkan pola asuh dengan penuh cinta dan kasih
sayang, serta bersikap dan bertindak tegas dalam menjalankan kedisiplinan. Terkadang
sebuah ilmu harus diberikan dengan ketegasan dan ketegasan berbeda dengan
kekerasan atau kemarahan yang berarti emosi yang tidak terkontrol. Ketegasan sikap
dan tindakan untuk menerapkan kedisiplinan terhadap peraturan yang ada. Dengan adanya
ketegasan murid diharapkan bisa mengikuti aturan yang ada.
*arief abu habibie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar