Selasa, 31 Desember 2019

Periodesasi Pernikahan Rasulullah ﷺ

That his (Muhammad saw) reforms enhanced the status of women in general is universally admitted.
Rasulullah ﷺ hanya memiliki seorang istri, Khadijah, selama 15 tahun sebelum kerasulan dan 10 tahun sesudahnya. Dalam masa itu, sama sekali tidak ada catatan yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ ingin menikah dengan perempuan lain baik ketika Khadijah masih hidup tau pun ketia Rasulullah ﷺ belum menikah dengan Khadijah. Belum pernah menemukan bahwa Rasulullah ﷺ mudah tergoda dengan wanita lain. Jadi aneh jika ada yang menuduh bahwa Rasulullah ﷺ memiliki syahwat yang berlebihan terhadap wanita.
Rasulullah ﷺ hanya mempunyai satu istri (Khadijah) selama lebih kurang 25 tahun. Kemudian sempat hidup menduda beberapa waktu sebelum kemudian menikah untuk kedua kalinya. Pada masa yang kedua inilah beliau memiliki lebih dari satu istri atau selama lebih kurang 11 – 12 tahun.
Jika memang Rasulullah ﷺ memperturutkan syahwatnya, tentu Rasul ﷺ akan beristri selain Khadijah. Apalagi Kaum Quraisy bersedia mencarikan wanita pilihan untuk dinikahinya asalkan Rasulullah ﷺ menghentikan dakwahnya. Selain itu, kalua memang syahwat yang mendorong beliau berpoligami, tentu akan dilakukan di usia yang lebih muda.
*arief abu habibie
Sumber: Muhammad ﷺ The Super Leader Super Manager

Senin, 30 Desember 2019

Putra Putri Rasulullah ﷺ

Dari pernikahannya, Rasulullah dikaruniakan 3 anak laki-laki dan 4 anak perempuan.
No.
Nama Anak Rasulullah ﷺ
Ibu
Keterangan
1.
Qasim
Khadijah
Meninggal dibawah usia 2 tahun
2.
Zainab
Khadijah
Lahir pada tahun ke-30 dari kelahiran Rasulullah ﷺ.
Menikah dengan Abul Ash bin Rabi (sepupu) anak dari Halah binti Khuwailid.
Dari pernikahannya lahir 2 anak yang diberi nama Ali dan Umamah. Ali wafat ketika menginjak dewasa. Umamah tumbuh dewasa kemudian dipersunting Ali bin Abi Thalib sesudah bibinya Fathimah tiada.
Wafat pada tahun ke-8 H
3.
Abdullah
Khadijah
Meninggal ketika masih kecil (lebih muda dari Qasim).
Sering dipanggil Al Thayyib dan Al Thahir.
4.
Ruqayah
Khadijah
Lahir pada tahun 33 dari kelahiran Nabi ﷺ.
Menikah pada zaman jahiliyah dengan Utbah bin Abi Lahab.
Setelah berpisah dengan Utbah, ia dinikahkan dengan Utsman bin Affan.
Melahirkan anak bernama Abdullah (meninggal saat berumur 6 tahun).
Wafat ketika sedang berlangsung perang Badr.
5.
Ummu Kultsum
Khadijah
Dinikahkan dengan Utsman bin Affan setelah Ruqayah wafat.
6.
Fathimah
Khadijah
Lahir satu tahun sebelum kenabian.
Menikah di usia 15 tahun dengan Ali bin Abi Thalib (21 tahun).
Wafat tahun ke-12 H.
7.
Ibrahim
Mariyah Al Qibthiyah
Lahir pada tahun 8 H.
Wafat pada tahun 10 H di usia 1 tahun 10 bulan.

*arief abu habibie
Sumber: Muhammad ﷺ The Super Leader Super Manager

Sabtu, 28 Desember 2019

Pernikahan Agung

Rasulullah menikah untuk pertama kalinya ketika berusia 25 tahun dengan Khadijah binti Khuwalid. Sebelumnya hubungan mereka adalah hubungan antara seorang shahibatul mal (pemilik modal) dan mudharib (business manager). Belakangan Khadijah tertarik untuk membina rumah tangga dengan Rasulullah ﷺ dan mengutarakan rencananya kepada keluarga Rasulullah ﷺ.
Baik keluarga Rasulullah ﷺ dan Khadijah menyetujui rencana pernikahan mereka. Sesuai dengan adat setempat, pihak laki-laki harus memberi maskawin tanpa diperkenankan mengganggu harta milik pihak perempuan. Rasulullah melangsungkan pernikahan dengan Khadijah pada tahun 595 M dengan 20 ekor unta muda sebagai maskawin. Sumber lain menyebutkan ditambah dengan emas 12,5 uqiyah (ons) dari hartanya sendiri.
Wali bagi Khadijah adalah pamannya Amr bin Asad, karena ayahnya sudah meninggal. Sementara keluarga Rasulullah ﷺ diwakili Abbas bin Abdul Muthalib. Setelah menikah, Rasulullah ﷺ pindah kerumah Khadijah. Inilah pernikahan Rasulullah ﷺ yang pertama, beliau baru menikah lagi setelah Khadijah wafat.
Khadijah adalah lambang ketulusan dan tempat Rasulullah ﷺ menemukan kedamaian dan ketentraman dari segala kegelisahan yang menemuinya. Khadijah lah yang menenangkan Rasulullah ﷺ, ketika beliau menerima wahyu pertama dari malaikat Jibril.
*arief abu habibie
Sumber: Muhammad ﷺ The Super Leader Super Manager

Jumat, 27 Desember 2019

Rasulullah ﷺ Pemimpin Keluarga yang Harmonis

Islam teaches the inherent sinlessness of man. It teaches that man and woman have come from the same essence, possess the same soul and have been equipped with equal capabilities for intellectual, spriritual and moral attainments. (Sir Charles Archibald Hamilton)
Keluarga merupakan kelompok terkecil dalam sebuah struktur social. Ia dianggap sebagai pilar utama untuk kokohnya bangunan masyarakat. Jika keluarga baik, maka baik pula masyarakatnya, begitu juga sebaliknya.
Keberhasilan memimpin keluarga sering dijadikan salah satu kriteria bagi kesuksesan seseorang. Ia belum dianggap sukses jika keluarganya masih belum beres. Betapa banyak pemimpin sukses dalam karir dan bisnis, tetapi gagal dalam memimpin rumah tangga. Contoh anak yang terlibat narkoba, salah pergaulan, broken home, karena kurangnya kasih saying dari kedua orang tua.
Rasulullah ﷺ merupakan teladan yang baik dalam kepemimpinan keluarga. Meskipun banyak distorsi yang disampaikan kalangan non muslim yang berkaitan tentang rumah tangga beliau, tetap tidak menghilangakn kewibawaannya sebagai pemimpin dalam rumah tangga.
Berikut ini yang akan disampaikan atau digambarkan bagaimana kondisi kepemimpinan keluarga yang dijalankan oleh Rasulullah ﷺ, yang akan dilanjutkan pada tulisan berikutnya. 😊
*arief abu habibie
Sumber: Muhammad ﷺ The Super Leader Super Manager

Minggu, 24 November 2019

Faktor Kekalahan Kaum Muslim

Ketika Eropa memiliki peluang untuk kembali melakukan penjajahan yang pernah mereka lakukan. Mereka lalu “mencaplok” Syria berserta seluruh tempat sucinya untuk mendirikan kekuaasaan disana. Sejarah telah menyebutkan beberapa faktor yang membuat kaum salib berhasil melakukan penjajahan terhadap dunia Islam. Beberapa faktor itu sebagai berikut:
1.      Pertama dan paling utama adalah jauhnya umat Islam dari Allah.
2.    Para penguasa sibuk dengan diri sendiri demi melanggengkan kepentingan pribadi, sehingga mereka sering bertikai satu sama lain.
3. Banyak ulama meninggalkan kewajiban mereka untuk berdakwah dan berpihak pada kebenaran.
4. Adanya kelompok -didominasi oleh kelompok fanatic suku dan kelompok penganut mistisisme- yang mengeksploitasi perpecahan dalam tubuh umat, untuk mereka jadikan sumber penghidupan.
5.  Adanya keengganan didalam tubuh umat Islam sendiri untuk menuntut ilmu, mereka justru terus sibuk dan tenggelam dalam pertikaian yang terjadi diantara para penguasa muslim sendiri.
6.   Terjadinya serangan barbar yang telah meruntuhkan sendi-sendi ilmu pengetahuan seperti yang terjadi pada saat pasukan Mongol menghancurkan kekhalifahan Dinasti Abbasiyah.
Demikian yang terjadi pada umat Islam saat meninggalkan ajaran agamanya, kaum Muslim jauh dari pertolongan Allah disebabkan oleh diri mereka sendiri. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadi.
*arief abu habibie
Sumber: Atlas Perang Salib, Sami bin Abdullah al Maghluts

Sabtu, 16 November 2019

Pendahuluan Perang Salib

Selama Perang Salib, pertarungan antara kaum muslimin dan Kristen atau antara timur dan barat terlihat dengan jelas. Perang Salib, biasa disebut oleh para sejarawan muslim dengan nama al hamlet ash shalibiyah (serangan pasukan salib). Sementara itu, para sejarawan barat lebih sering menyebut Perang Salib dengan nama “Gerakan Salib” atau Gerakan Keagamaan”. Faktanya, semua kekerasan dan pertempuran berlangsung hampir dua abad. Peristiwa ini telah melahirkan gelombang kebencian, kedengkian, permusuhan, dan kehancuran yang merusak hubungan antar bangsa.
            Periode ini juga berlangsung invasi pasukan Mongol terhadap dunia Islam yang telah membuat kerusakan amat besar, bahkan meruntuhkan Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Perang Salib benar-benar telah usai setelah jatuhnya Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Byzantium, ditangan pemimpin Turki, Sultan Muhammmad Al Fatih.
            Setelah masa perang salib usai, datanglah sebuah babak baru yang disebut sebagai Perang salib Modern. Pada periode inilah bangsa Eropa mulai “mencaplok” dunia Islam untuk memecah belah dan menguasainya. Bahkan ketika Jenderal Allenby asal Inggris berhasil memasuki Gunung Zaitun di Baitul Maqdis, dia berkata, “Inilah akhir dari perang Salib” dan ketika Jenderal Prancis, Koro memasuki Damaskus, dia segera mencari makam Shalahuddin al Ayyubi. Setelah menemukan dia langsung menjejakkan kakinya di atas makam sembari berseru, “Bangunlah kau hai Shalahuddin. Ini kami pasukan salib sudah kembali”.
*arief abu habibie
Sumber: Atlas Perang Salib, Sami bin Abdullah al Maghluts

Kamis, 14 November 2019

Mukadimah Perang Salib

Ditulisan kali ini kita akan sedikit membahas tentang Perang Salib, perang apapun namanya tidak pernah memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Sebaliknya, perang hanya membawa duka bagi banyak orang. Oleh karena itu, perang tidak pernah dianjurkan oleh agama apapun di dunia ini kecuali untuk mempertahankan diri.
            Perang Salib berlangsung selama sekitar 2 abad (1096-1291) menjadi salah satu babak paling kelam dan paling dramatis dalam sejarah perjalanan umat beragama. Hanya karena keserakahan, agama menjadi alat legitimasi bolehnya pedang menebas leher bayi yang belum mengerti indahnya dunia. Darah mengalir dimana-mana hingga menggenangi jalanan kota. Demi perdamaian, katanya. Demi keadilan, klaimnya. Tak peduli, laki-laki atau perempuan, tak penting orang dewasa atau anak kecil, semua menjadi korban dari keganasannya.
            Yerusalem, Palestina hanyalah salah satu dari sekian banyak wilayah yang menjadi tujuan agresi pasukan salib. Shalahuddin al Ayyubi hanyalah salah satu dari sekian banyak panglima yang memimpin pasukan muslim. Raja Richard dari Inggris hanyalah salah satu dari sekian banyak panglima yang memimpin pasukan salib. Lalu, bagaimana dengan wilayah lainnya? Bagaimana dengan sosok panglima muslim yang lain? Seperti apa kegarangan para panglima salib lainnya?
            Kita berharap tidak ada lagi Perang Salib, tidak ada lagi perang, apa pun namanya, apa pun motifnya. Perang hanya akan membuat anak kehilangan ibunya, membuat istri kehilangan suaminya, membuat yang terang menjadi gelap, membuat yang kokoh menjadi rapuh, membuat senang menjadi benci, membuat kawan menjadi lawan, dan perang hanya akan melahirkan banyak masalah serta menyisakan setumpuk penyesalan.
*arief abu habibie
Sumber: Atlas Perang Salib, Sami bin Abdullah al Maghluts

Sabtu, 09 November 2019

Tadabbur Alam

Tadabbur alam begitu saya menyebut namanya acaranya, walau nama resmi dari panitia adalah Petualangan Lebah, ini adalah tahun kedua diadakann kegiatan ini, mengambil tema “berani berpetualang menebar manfaat”, berlokasi didua tempat, hari pertama di sekolah hari kedua di Telaga Saat. Acaranya sungguh luar biasa untuk ukuran An Nahl, anak-anak hari kedua diajak menjelajah mengelilingi kebun teh dengan suasana bukit dan pegunungan.
Melihat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berfikir, walau cuaca panas tidak membuat surut semangat peserta karena disertai suasana angin yang sejuk, seluas mata memandang hamparan kebun teh yang berwarna hijau, sungguh luar biasa penciptaan Allah, bagaimana pendamping mengajak anak-anak berfikir tentang alam yang mereka lihat ini hanya sebagian kecil dari penciptaan Allah, yang sebagian kecil saja sudah luar biasa, apalagi yang lainnya.
Tantangan menjadi pendamping adalah bagaimana disaat kita sedang mentadabburi alam, jangan lupa menghubungkan atau mengkailkannya dengan yang menciptakanNya, salah satunya seperti yang Allah sebutkan dalam Al Quran:
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
dan gunung-gunung sebagai pasak (An Naba: 7)
            Bagaimana gunung sudah disebutkan dalam Al Quran 14 abad yang lalu, dimana pada masa itu belum ada peralatan secanggih sekarang yang bisa mendeteksi dan memeriksa dengan detail apa itu fungsi gunung, dan sekarang sudah terbukti dengan ilmu science bahwa gunung sebagai pasak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.
*arief abu habibie

Gadai

Hari ini ada sedikit diskusi kecil yang membahas tentang gadai, berhubung ada yang ingin memiliki barang, tapi belum cukup malah yang dicari adalah barang gadai, dengan tujuan supaya bisa memanfaatkan barang gadaian tersebut. Saya teringat pembahasan gadai pernah saya ikuti dalam beberapa diskusi dan kajian, tapi saya tidak akan membahas detail tentang hukum syar’I berhubung saya sendiri memang bukan orang yang mempunyai kapasitas syar’i. Ini hanya sekedar sharing sebatas yang diketahui.
            Dalam Islam tujuan dari orang meminjamkan uang atau barang kepada orang lain tujuannya adalah menolong, salah satunya dengan gadai, bahwa barang gadainya hanya untuk jaminan kepercayaan dan keamanan, bukan untuk mendapatkan keuntungan atau kemanfaatan dari barang yang digadaikan. Seperti yang terdapat dalam hadist berikut:
كُلُّ قَـرضٍ جَرَّ مَنفَـعَـةً فَهُوَ رِباً
“Setiap utang yang memberikan keuntungan, maka (keuntungan) itu adalah riba.” (HR. Baihaqi)
            Bahkan ada  orang yang sangat hati-hati dalam hal ini. Sebut saja  A, meminjamkan uang kepada  B. Pada suatu ketika A membutuhkan pertolongan maka ia tidak akan atau setidaknya sebisa mungkin menghindari untuk meminta pertolongan kepada  B yang telah ia pinjami uang. Ia khawatir itu akan jatuh kedalam riba, karena telah mengambil keuntungan dari pertolongan yang ia berikan (meminjamkan uang).
            Gadai mengalami perbedaan pendapat saat yang di gadai adalah barang yang butuh perawatan, contoh mobil, motor, hewan, dll yang sifatnya butuh perawatan ada pembahasan tersendiri, silahkan bertanya kembali kepada orang yang anda percaya.
*arief abu Habibie

Selasa, 05 November 2019

Survival

Akhir pekan kemarin ada acara kemping, salah satu materinya tentang survival, bagaimana bertahan hidup dengan segala keterbatasan di alam bebas dari hambatan alam dalam segala kondisi. Materi yang sangat menarik, karena setiap orang pasti pada satu titik pernah mengalami survival. Entah karena kekurangan bahan pangan, kecelakaan, bencana alam, gangguan hewan atau kondisi lainnya.
            Pada materi tersebut disampaikan bagaimana bertahan pada kondisi survival kita harus melakukan yang Namanya STOP, yang terdiri dari:
1.      Seating atau duduk dan jangan panik, berhentilah jika anda ragu dalam melangkah.
2.      Thinking, mulailah berfikir dengan tenang terhadap situasi yang ada.
3.      Observasi, kenali, amati dan teliti lingkungan yang berada disekitar anda.
4.      Planning, buatlah rencana apa yang akan anda lakukan kedepannya.
Penguasaan kemampuan untuk mempertahankan hidup sangat penting bagi anda yang akan melakukan petualangan di alam bebas saat terjadi kondisi darurat, karena disaat kita menghadapi situasi darurat antara hidup dan mati, disitu kematangan kita semangat untuk tetap bertahan diuji. Apa kita menyerah atau memiliki tekad untuk tetap hidup.
*arief abu habibie

Rabu, 30 Oktober 2019

Share pengalaman urus Akte dan Kartu Keluarga di Kota Bekasi

Saya termasuk orang yang harus banyak bersyukur berhubung dititipkan amanah anak sejumlah 4 (belum tau nambah lagi apa ga?!) dan termasuk warga negara Indonesia yang taat aturan administrasi, semua berkas yang berhubungan dengan suami istri dan anak-anak tersimpan rapi dan lengkap. Salah satu administrasi yang berhubungan dengan anak adalah akte dan KK. Ingin sedikit share tentang ini.
Berhubung usia anak-anak tidak terlalu jauh, jadi merasakan bagaimana perubahan ritme kelengkapan tertib administrasi. Saat urus anak yang pertama masih dibantu dan ditemani oleh orang tua, maklum masih newbie 😊, saat semua berkas lengkap bawa dari RT ke RW, trus ke Kelurahan lanjut ke Kecamatan dan berakhir di Dukcapil yang harus menunggu 14 hari kerja, dengan catatan sudah dapat akte dan KK.
Saat anak kedua dan ketiga ada beberapa perubahan dalam membuat akte dan KK, semuanya sama seperti mengurus akte dan KK anak pertama, yang membedakan adanya one day service, atau pelayanan satu hari beres dan bisa ditunggu, ini suatu terobosan luar biasa menurut saya pada saat itu, karena dengan 1 berkas lengkap dan izin kerja satu hari, saya bisa dapat mengurus dua dokumen.
Masuk ke anak yang ke empat baru beberapa waktu yang lalu diurusin, peraturan membuat akte dan KK terjadi perubahan, yaitu semua dokumen yang dikerjakan dibawah 60 hari diselesaikan di Kecamatan masing-masing yang ada di Kota Bekasi, ternyata setelah hanya sampai di Kecamatan, masa tunggu akte kembali seperti yang lama yaitu 14 hari kerja, dan disaat akte sudah jadi baru bisa mengajukan KK baru, degan berkas yang berbeda, alangkah mundurnya sistem birokrasi ini, padahal sebelumnya sudah bagus 1 hari selesai, tapi dibalik kekurangan itu ada juga positifnya yaitu masa buka Kecamatan senin-jumat sampai jam 8 malam, dan sabtu buka sampai jam 12 siang.
Semoga kedepan kota kelahiran saya ini menjadi lebih baik kedepannya, dapat memberikan pelayanan dan service yang baik buat masyarakat Kota Bekasi.
*arief abu habibie

Senin, 28 Oktober 2019

Orang "Berisi"

Seru, menarik dan berisi ilmu, itu mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan diskusi pada malam hari ini, beda memang disaat orang yang memiliki isi yang berbicara dengan yang tidak memiliki isi, perkataannya ilmu, bercandanya ilmu dan ilmu yang seakan monoton tapi disampaikan sama orang yang mengusai atau paham jadi lebih mudah dimengerti.
            Saat seseorang menyampaikan kisah nabi dan dia menguasai kisah tersebut dengan baik, serta penyampaiannya menarik hampir pasti si pendengar akan berlama-lama mendengarkan kisah tersebut, berbeda dengan orang yang tidak menguasai kisah nabi tapi tetap menyampaikan yang ada akan terlalu terpaku pada buku dan tidak variatif.
            Untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik, saat seorang pendidik akan menyampaikan ilmu, pendidik harus benar-benar yakin menguasai bidang ilmu yang akan dia sampaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bagaimana pendidik bisa menguasai ilmu yang akan diajarkan? Satu-satunya cara pendidik belajar terlebih dahulu sebelum menyampaikan.
*arief abu habibie

Sabtu, 26 Oktober 2019

Permasalahan Anak

Alhamdulillah, kata yang dapat menggambarkan rasa syukur saya kepada Allah, dengan izinya tidak terasa sudah memasuki tulisan ke 10 sekaligus 10 hari berturut-turut menulis 1 tulisan setiap harinya, bukan hal yang terbilang mudah bagi saya yang jarang menulis rutin, tapi kadang-kadang segala sesuatu yang baik perlu dipaksa diawalnya, hingga selanjutnya menulis menjadi sesuatu yang bisa dinikmati sebagai sebuah kebutuhan untuk menuangkan ide, gagasan dan pikiran yang ada. Mohon doa semoga bisa berkelanjutan istiqomah kedepannya dan menjadi amal kebaikan buat saya. Ditunggu saran dan masukannya dari para pembaca sekalian. Yuks kita mulai kisah di hari ini.
Pagi hari ini bertempat di Auditorium, ada pelatihan tentang permasalahan anak dalam hal ini adalah murid sekolah, pembicara didatangkan dari luar. Untuk ilmu yang sifatnya bermanfaat bagi guru, saya tidak meragukan AIS totalitas mendatangkan pembicara-pembicara dari luar yang berkompeten dan berkualitas, yang jadi tantangan adalah bagaimana memberikan “hidayah” bahwa belajar itu bagi seorang pendidik bukan suatu kewajiban yang harus dipaksa, tapi sebuah kebutuhan yang akan bermanfaat bagi pendidik itu sendiri.
            Kembali kepada tema di hari ini yang berjudul permasalahan anak, saya pribadi kurang sreg secara judul, karena tidak ada yang namanya masalah, yang ada adalah sebuah tantangan yang harus dicari solusinya. Materi dan jawaban yang diberikan tadi hampir sama seperti yang pernah saya lakukan ditempat sebelumnya, bedanya pemateri disampaikan dalam bentuk training, kalau saya hanya untuk sendiri dan obrolan saja.
            Masalah anak, sebenarnya tidak faktor tunggal bahwa anak yang salah, alangkah baiknya seorang pendidik melakukan beberapa hal yang perlu dicek, bahwa si anak melakukan hal yang kurang baik, bisa jadi karena ada faktor eksternal yang memicu melakukan hal tersebut. Pihak yang harus ditanya tentang si anak adalah orang tuanya, karena orang tuanya lah yang paham history anak ini bagaimana, supaya tidak terjadi ahistory dengan pendidik yang baru mengajarnya beberapa saat, orang tua yang harus digali sebanyak-banyaknya tentang anak itu bagaimana baiknya supaya dengan waktu yang tidak lama (1 tahun ajaran) pendidik bisa maksimal dalam mengajar anaknya.
*arief abu habibie

Jumat, 25 Oktober 2019

Visi Keluarga

Pagi hari ini saat kegiatan tilawah (membaca Al Quran) ada sebuah motivasi yang menceritakan tentang visi misi lembaga, intinya adalah bagaimana mengimplementasikan visi misi lembaga kedalam aplikasi sehari-hari di sekolah. Saya teringat sebuah buku yang salah satu bab membahas tentang visi keluarga muslim.
Visi keluarga muslim:
1.      Penyejuk pandangan mata
2.      Pemimpin bagi orang yang bertaqwa
3.      Dijauhkan dari api neraka
4.      Dimasukkan kedalam surga
Visi keluarga muslim tersebut disebutkan dalam Al Quran. Ada 3 ayat yang harus digabungkan:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
            Kalimat dalam Al Quran benar-benar pilihan dan penuh kekuatan. Generasi dan keluarga kita diharapkan menjadi pemimpin bagi orang yang bertaqwa. Ini menunjukkan bahwa Al Quran tidak ingin generasi dan keluarga kita asal menjadi pemimpin.
            Al Quran menginginkan hal yang sangat ideal, pemimpin bagi orang yang bertaqwa. Sebuah masyarakat yang bertaqwa adalah masyarakat yang sangat mulia didunia dan akhirat. Berarti pemimpin ini adalah orang pilihan dari masyarakat pilihan. Dan itulah keluarga dan generasi kita. Insya Allah…

*arief abu habibie
Sumber bacaan: Modul Kuttab 1

Kamis, 24 Oktober 2019

Keterampilan

Sore hari ini melihat kegiatan Pramuka yang biasa diadakan di sekolah, siswa begitu semangat dalam berlatih tali temali, semakin sering siswa berlatih, semakin terbiasa atau luwes dalam menggunakan tali temali dan ini bisa berlaku dalam hal apapun yang jika dilatih terus menerus akan melahirkan suatu kebiasaan yang disebut dengan keterampilan.
            Keterampilan pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk meningkatkan kemampuan dalam satu bidang. Bagaimana seorang guru bisa disebut guru jika guru tersebut tidak pernah mengajar, bagaimana guru menunjukkan keterampilan mengajarnya kepada anak didiknya, atau bagaimana seorang anak yang sedang belajar naik sepeda, itu juga bagian dari keterampilan mengendarai sepeda, jika si anak jarang latihan, tentu tidak akan selancar anak yang sering berlatih.
            Maka dari itu disaat anak akan belajar suatu keterampilan disini perlunya kerelaan orang tua jika terjadi sesuatu, karena namanya belajar keterampilan pasti ada resikonya, naik sepeda bisa jadi kaki dan tangan leceh, belajar beladiri bisa terkilir, itu adalah sesuatu yang lumrah, justru dengan itu anak jadi belajar bagaimana supaya saat mengendarai sepeda tidak terjatuh, saat belajar beladiri tidak terkilir.
*arief abu habibie

Rabu, 23 Oktober 2019

Ketegasan Untuk Anak

Setelah kita berbicara tentang kemandirian anak pada tulisan sebelumnya, perlu kiranya kita juga membahas tentang ketegasan pada anak. Berhubung akhir-akhir ini banyak berita yang membuat kita miris mendengarnya, bahwa guru didepan murid tidak memiliki wibawa atau tidak dihormati. Mulai dari guru yang dilecehkan, tidak dihargai sampai ada yang bermain fisik dengan gurunya, karena gurunya mengingatkan murid yang melakukan tindakan tidak baik. Padahal guru mewakili orang tua di sekolah.
            Saya sepakat dunia anak memang dunia bermain yang penuh keceriaan. Anak yang dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang dari kedua orang tua dan guru. Akan tetapi dalam prakteknya di sekolah seorang murid juga perlu diingatkan akan sebuah aturan yang harus mereka ikuti. Untuk membangun sebuah sistem yang diikuti seluruh warga sekolah perlu yang namanya reward dan punishment, reward diberikan saat murid mematuhi aturan yang ada, dan punishment diberikan saat murid melanggar aturan yang diberikan.
            Mendidik anak idealnya harus sesuai dengan ajaran yang dicontohkan Rasulullah, yaitu menerapkan pola asuh dengan penuh cinta dan kasih sayang, serta bersikap dan bertindak tegas dalam menjalankan kedisiplinan. Terkadang sebuah ilmu harus diberikan dengan ketegasan dan ketegasan berbeda dengan kekerasan atau kemarahan yang berarti emosi yang tidak terkontrol. Ketegasan sikap dan tindakan untuk menerapkan kedisiplinan terhadap peraturan yang ada. Dengan adanya ketegasan murid diharapkan bisa mengikuti aturan yang ada.
*arief abu habibie

Selasa, 22 Oktober 2019

Kemandirian Anak

Kegiatan hari ini di sekolah di mulai dengan intra yaitu kegiatan olahraga berenang dan memanah yang di lakukan di sekolah, semua siswa antusias dalam melaksanakan kegiatan ini. Termasuk salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh siswa karena kegiatannya bersifat outdoor, di laksanakan dalam kegiatan kalender akademik sebulan sekali. Dengan salah satu tujuannya melatih kemandirian.
            Faktor penting dalam tumbuh kembang anak salah satunya adalah kemandirian. Anak yang memiliki kemandirian dalam kegiatan belajar terlihat aktif, memiliki ketekunan dan inisiatif dalam mengerjakan tugas. Kita saat melihat kupu-kupu yang akan keluar dari kepompong terlihat kasihan sekali melihat perjuangan kupu-kupu yang harus keluar dengan cara mengoyak kepompongnya, jika kita merasa iba dengan kupu-kupu tersebut dan membantunya dengan cara menggunting kepompongnya. Apa yang terjadi selanjutnya? Kupu-kupu tersebut dapat keluar dari kepompong dengan kondisi sayap yang rapuh dan tidak dapat terbang dengan baik, sehingga mudah sekali menjadi mangsa bagi makhluk lain.
            Anak diibaratkan seekor kupu-kupu yang sedang berusaha keluar dari kepompong. Sedang orang tua diibaratkan orang yang membantu dengan cara menggunting kepompong tersebut. Selain faktor kasihan seringkali orang tua kurang sabar melihat proses anak dalam mencoba hal baru, seperti makan, memakai baju, memakai sepatu, dan lain-lain. Padahal bisa jadi hal tersebut bisa berdampak tidak baik bagi masa depannya. Kadang-kadang ada kondisi dimana memudahkan anak ini akan mematikan potensi-potensinya, memudahkan anak ini menumpulkan keterampilan-keterampilannya, memudahkan anak ini sama dengan merusak masa depannya.
*arief abu habibie

Senin, 21 Oktober 2019

Berinteraksi Dengan Tetangga

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya (HR Muslim)
Materi yang bagus saat pengajian pekan ini, di review kembali tentang bagaimana kita bertetangga. Siapakah yang termasuk tetangga kita? Semua orang yang tinggal satu kampung Bersama kita, atau ada yang lain, semua orang yang menempati 40 rumah dari semua penjuru arah.
Bagaimana Rasulullah mencontohkan kita dalam bertetangga dalam hal saling memberi “Jika engkau memasak, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikan tetanggamu, berikan makanan itu dengan cara yang baik”. Kenapa kita diminta saling memberi karena akan membangun rasa kedekatan, saling tolong menolong, karena saat kita butuh bantuan, maka tetanggalah yang akan kita minta tolong pertama kali.
Rasulullah di wasiati oleh Malaikat Jibril “untuk berbuat baik kepada tetangga”. Bersyukurlah jika saat ini kita memiliki tetangga yang baik, yang bisa saling mengerti dan bertoleransi, bagaimana dengan yang belum, bagi yang belum bisa jadi karena belum ada yang memulai satu dengan yang lain. Sesama tetangga minta di mengerti tapi belum mau mengerti orang lain.
Interaksi kepada tetangga ini terkadang bagi beberapa orang di sepelekan oleh sebagian kaum muslimin, padahal jika kaum muslimin salah dalam interkasi kepada tetangga dengan tidak mengikuti adab yang sudah dicontohkan Rasulullah. Kesalahan tersebut bisa menyebabkan kaum muslimin gagal masuk ke dalam surganya Allah.


*arief abu habibie

Minggu, 20 Oktober 2019

Masjid Ramah Anak

Semalam saat rapat DKM Al Fatih salah satu pembahasannya adalah bagaimana mengkondisikan anak supaya tertib saat solat berlangsung, bukannya anak-anak saat ini tidak tertib, hanya memang belum semuanya paham bagaimana baiknya adab didalam masjid terutama saat sedang solat.
      Perlu adanya kerjasama antara pihak masjid sebagai tempat solat dengan para orang tua yang anaknya solat ke masjid/musholla, saat solat bisa setiap anak dibuat selang seling supaya tidak saling bertemu, atau ada juga yang memang menyiapkan tempat khusus bagi anak-anak, sehingga saat solat tempat anak-anak dengan dewasa berbeda, dan tempat anak-anak tetap ada yang mendampingi, baik dari pengurus atau orang tua yang mengajak anaknya ke solat. Silahkan disesuaikan dengan kondisi dan strategi masing-masing tempat.
      Sebuah kebahagiaan tersendiri saat anak hatinya terpaut kepada masjid, saat anak senang ke masjid dan merasa nyaman saat berada di masjid. Rasulullah sendiri meminta para orant tua untuk membiasakan anak solat di masjid terutama yang laki-laki, karena di usia 7 tahun mereka sudah diperintahkan untuk solat, bagaimana mereka mau solat jika ternyata sebelumnya tidak pernah diajari solat dan dibiasakan ke masjid.
      Tantangannya adalah bagi pengurus masjid atau musholla bagaimana membuat masjid yang ramah anak, sehingga mereka merasa nyaman saat di masjid, di nasehati dengan baik saat ada anak yang berlebihan bercanda saat solat, supaya mereka tetap mau dating ke masjid, dan bagi orang tua adalah mem-briefing anaknya saat akan berangkat ke masjid, memberitahu mereka bagaimana adab didalam masjid dan jangan pernah bosan untuk selalu mengulang-ulang briefing sebelum ke masjid. Masjid boleh dipakai untuk tempat bermain, tapi bukan saat solat sedang berlangsung, didalam ruang utama. Nasehati anak-anak bahwa bermain boleh setelah solat selesai, bisa di teras atau di halaman masjid.
*arief abu habibie

Empat Spektrum

Sayyid Qutb, nama yang tidak asing, bagi beberapa pihak pikirannya memberikan pencerahan dan bagi pihak yang lain pemikirannya menimbulkan kontroversi, untuk tulisan kali ini bukan pemikirannya yang akan kita bahas, tapi lebih kepada saudara-saudaranya, karena mungkin jarang diantara kita yang mengetahui kakak dan adiknya. Sayyid terdiri dari lima bersaudara, dengan dua anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Sayyid sendiri adalah anak kedua.
      Nafisah adalah anak pertama yang tepaut usia tiga tahun diatas Sayyid. Nafisah tidak tertarik sama sekali dengan dunia tulis menulis. Merupakan seorang wanita yang penyabar, meski telah menikah, ternyata Nafisah tidak luput dari cobaan seperti adik-adiknya. Mulai dari anaknya yang bernama Rif’at meninggal dalam penjara setelah mendapat penyiksaan yang luar biasa dan anak keduanya Azmi yang hampir meninggal dalam penjara, beruntung bisa lolos dan menyelesaikan studinya di fakultas kedokteran.
      Aminah merupakan anak ketiga dibawah Sayyid. Aminah menyukai dunia tulis menulis, ikut berpartisipasi dalam pembuatan sejumlah buku. Salah satunya Aminah terlibat dalam menyusun otobiografi karya mereka yang diberi judul “Empat Spektrum”. Sayyid menggambarkan adiknya sebagai sosok yang pendiam, suka menulis puisi dan cerpen. Suami Aminah merupakan seorang aktivis Ikhwanul Muslimin yang pernah ditangkap dan dipenjara pada tahun 1973, lalu pada tahun 1981 dijebloskan kembali dalam penjara dan mengalami penyiksaan yang hebat hingga akhirnya nyawanya pun melayang akibat penyiksaan yang sedemikian parah hingga ia menghadap Allah.
      Muhammad Qutb anak laki-laki kedua setelah Sayyid, Muhammad juga mengalami ujian dan cobaan yang cukup berat, dijebloskan kedalam penjara tanpa proses peradilan dan ketidakpastian hokum. Dalam penangkapan ini, Muhammad mengalami penyiksaan yang hebat. Bahkan, sampai terdengar dia disiksa sampai meninggal. Ketika public tahu kematiannya hanyalah isu dan Muhammad ternyata masih hidup, mereka memberi gelar “Martir yang Masih Hidup”. Setelah keluar penjara, Muhammad dikontrak menjadi pengajar salah satu Universitas di Saudi.
      Hamidah si bungsu dari empat spektrum. Minat Hamidah terhadap dunia kepenulisan sangat besar. Seiring ketertarikannya kepada pergerakan Islam, Hamidah kemudian lebih tertarik kepada tema-tema yang berkaitan dengan keIslaman. Hamidah ikut ditangkap bersama aktivis perempuan Ikwanul Muslimin. Tidak berhenti sampai disitu, Hamidah juga mengalami penyiksaan yang tak mungkin bisa digambarkan. Setelah bebas dari penjara Hamidah kemudian menikah dengan Dr. Hamid Mas’ud dan tinggal Bersama suaminya di Perancis.
      *arief abu habibie

Sabtu, 19 Oktober 2019

Ilmu Itu Utama

Ada sebuah pertanyaan dari tulisan sebelumnya, dari 3 tujuan (Ilmu, Keterampilan dan Sikap) mengadakan sebuah pelatihan dalam sebuah organisasi, mana yang lebih diutamakan saat kondisi organisasi hampir mengalami kendala disetiap bidang.
      Sebagaimana kita dalam sehari semalam minimal 17 kali meminta kepada Allah di dalam solat untuk ditunjuki jalan yang benar, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat, dan bagaimana Rasulullah mengajarkan kita urutan dari sebuah metode pembelajaran.
      Saya cenderung bahwa ilmu adalah yang utama, kenapa harus ilmu, karena disaat seseorang sudah memiliki ilmu, seharusnya yang lain akan mengikuti, baik itu keterampilan dan sikapnya, disaat ilmu sudah tertanam sebagai pondasi dasar seseorang, dengan sendirinya orang tersebut akan mengetahui bagaimana langkah yang baik kedepannya.
      Benarlah apa yang pernah dikatakan Rasullullah bahwa ilmu sebelum amal, karena seseorang yang beramal tanpa ilmu akan mudah terjerumus dalam kesalahan, maka dari itu jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki, terus belajar dan meng upgrade diri menjadi lebih baik lagi buat kedepannya.
*arief abu habibie

Rumah Belajar

Dalam sebuah sekolah diperlukan sebuah kegiatan yang bisa menyamakan persepsi, memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan potensi sumber daya manusia,. Untuk menghasilkan sebuah produktifitas, disiplin, sikap dan keterampilan maupun keahlian tertentu. Terutama gurunya, karena wahyu pertama yang turun didalam Islam adalah IQRA.
            Bagaimana mungkin guru tidak belajar sedangkan dia akan mengajarkan dan menyampaikan ilmu. Maka dari itu, tidak ada kata selesai bagi seorang guru dalam belajar dan perlu adanya sebuah training yang bisa mencapai tujuan tersebut yang terbagi dalam 3 aspek:
1.      Ilmu pengetahuan, perlunya pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang cukup untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
2.      Kemampuan, bagaimana seorang guru memiliki kemampuan teknis mengajar yang mumpuni dengan terus melakukan.
3.      Sikap, setelah melakukan training, diharapkan seorang guru dapat memiliki chemistry atas tugas yang akan dilakukannya.
Training dapat dilakukan oleh sekolah itu sendiri yang berhubung dengan visi misi sekolah, dan Lembaga luar yang berhubungan dengan hal yang sifatnya umum, sebagai masukan informasi penambah wawasan.
*arief abu habibie

Kamis, 17 Oktober 2019

IDEAL

Saya pernah dinasehati salah seorang di tempat saya mengajar, Mr “Nobody is perfect&there is no ideal school”, memang tidak ada yang sempurna di dunia ini dan memang tidak ada yang ideal, justru dengan ketidaksempurnaan dan ketidakidealan tersebut kita bisa saling menutupi, melengkapi dan membantu satu sama lain.
Dalam konteks bawahan dan atasan, bisa jadi bawahan kita memiliki kekurangan, tapi pasti dia memiliki kelebihan dan bisa jadi pimpinan kita memiliki kelebihan, tapi pasti dia memiliki kekurangan, disitulah hikmahnya kita saling menutupi dan melengkapi. Bisa juga dalam contoh partner kerja, teman mengajar, pasangan hidup, dll.
            Masing-masing orang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, input yang berbeda akan menghasilkan output yang berbeda pula dalam memberikan respon, jadi kita tidak bisa memaksakan orang lain memiliki pemikiran yang sama dengan kita, yang bisa kita lakukan adalah mempersamakan persepsi dan arah tujuan kita, kemana kita berjalan, dengan apa menuju kesana dan bagaimana menuju tempat itu.
*arief abu habibie